Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wali Murid Mengajar, Sebuah Terobosan SDN Karduluk IV

 WALI MURID MENGAJAR

SDN Karduluk IV terus menunjukkan inovasi dalam upaya mempererat hubungan antara sekolah dan wali murid. Pada Senin, 9 September 2024, sekolah menggelar upacara bendera dengan format yang berbeda dari biasanya. Imam Abrori, seorang wali murid dari siswa kelas 1, diberi kehormatan untuk menjadi pembina upacara. Ini merupakan bagian dari terobosan SDN Karduluk IV dalam memberdayakan sumber daya manusia (SDM) dan potensi sosial dari lingkungan sekolah. Langkah ini tidak hanya sekadar memperkaya pengalaman siswa, tetapi juga melibatkan langsung orang tua dalam proses pendidikan, menjadikan mereka bagian aktif dalam pembinaan karakter anak-anak.




Imam Abrori diundang untuk memberikan pesan moral yang penting dalam konteks pembinaan karakter siswa. Dalam amanatnya, ia menekankan pentingnya menaati berbagai norma yang ada dalam kehidupan sehari-hari, khususnya norma agama, kesusilaan, kesopanan, dan norma hukum. Pesan ini disampaikan dengan gaya yang dekat dan mudah dipahami oleh siswa, membuatnya menjadi lebih relevan dan bermakna.
Pertama, Imam Abrori menekankan kepada seluruh siswa untuk menaati norma agama. Ia mendukung penuh program-program spiritual yang telah dijalankan sekolah, seperti tahfidz jus Amma, kegiatan ngaji Yasin, dan salat zuhur berjemaah. Menurutnya, program-program ini tidak hanya membantu siswa memperdalam ilmu agama tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual yang kuat, yang menjadi pondasi dalam kehidupan mereka.
Selain itu, ia mengingatkan pentingnya norma kesusilaan, khususnya dalam penggunaan teknologi seperti ponsel. Beliau meminta siswa untuk bijak dalam menggunakan HP dan menjauhi tayangan yang tidak layak. Di tengah era digital yang penuh dengan konten yang mudah diakses, pesan ini menjadi sangat relevan. Siswa didorong untuk membangun filter moral yang kuat agar tidak terjebak dalam konten yang merusak nilai-nilai kesusilaan.
Lebih lanjut, Imam Abrori juga menyoroti norma kesopanan, yang menurutnya harus menjadi pegangan utama dalam kehidupan sehari-hari siswa. Ia menyampaikan pesan penting tentang mendahulukan adab dari ilmu, dengan cara menghormati guru sebagai orang tua kedua di sekolah. Adab, kata beliau, adalah salah satu kunci keberhasilan dalam menuntut ilmu. Tanpa sikap hormat dan sopan, ilmu yang didapat tidak akan bermanfaat secara maksimal.
Terakhir, Imam Abrori mengingatkan siswa akan norma hukum yang berlaku di sekolah dan masyarakat. Ia menekankan pentingnya menghindari segala bentuk kekerasan dan bullying, baik secara fisik maupun verbal. Beliau menegaskan bahwa tindakan kekerasan atau perundungan dapat memiliki konsekuensi serius, tidak hanya di tingkat sekolah tetapi juga dapat diproses secara hukum. Pesan ini diharapkan dapat membangun kesadaran siswa untuk saling menghargai dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan kondusif.
Inisiatif SDN Karduluk IV untuk melibatkan wali murid dalam kegiatan formal seperti upacara bendera ini tidak hanya mempererat hubungan antara sekolah, siswa, dan orang tua, tetapi juga membuka ruang bagi partisipasi aktif dari masyarakat sekitar. Dengan menjadikan wali murid sebagai pembina, sekolah memberikan penghargaan terhadap potensi dan kontribusi yang dapat diberikan oleh mereka. Langkah ini juga menjadi simbol kolaborasi antara sekolah dan rumah dalam membangun karakter siswa, menjadikan pendidikan sebagai tanggung jawab bersama.
Upaya SDN Karduluk IV ini membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga dalam interaksi sosial yang melibatkan seluruh ekosistem sekolah. Terobosan seperti ini mencerminkan visi sekolah untuk terus berkembang dalam memberdayakan komunitasnya, serta menciptakan generasi yang berkarakter kuat, berakhlak baik, dan mampu menghadapi tantangan zaman.

Posting Komentar untuk "Wali Murid Mengajar, Sebuah Terobosan SDN Karduluk IV"