Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Program Makan Bergizi di SDN Karduluk IV: Lebih dari Sekadar Nutrisi, Wadah Pendidikan Karakter dan Life Skill

 

Sumenep – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah bukan hanya dirasakan manfaatnya dari sisi kesehatan, tetapi di SDN Karduluk IV program ini sudah menjadi Media pendidikan karakter yang hidup di tengah keseharian siswa.




Sejak program ini berjalan, pemandangan baru tercipta setiap hari pembagian makanan. Anak-anak tampak rapi berbaris, bergantian mengambil jatah makan, lalu duduk bersama teman-temannya dengan penuh keceriaan. Namun, di balik itu, tersimpan nilai-nilai karakter yang sengaja ditanamkan oleh guru agar MBG benar-benar menjadi sarana pembelajaran nyata.

Mengantri dan Berdoa Sebelum Makan

Bagi siswa, belajar disiplin tidak melulu lewat buku pelajaran. Di SDN Karduluk IV, mereka berlatih sabar dan tertib saat mengantri. Tidak ada yang boleh menyerobot. Semua mendapat giliran yang sama.




Sebelum menyantap makanan, guru membimbing siswa untuk membaca doa bersama. “Ini penting agar anak-anak memahami bahwa makanan adalah nikmat yang harus disyukuri, bukan sekadar rezeki yang datang begitu saja,” tutur seorang guru pendamping.

Mengamalkan Pancasila dalam Kehidupan Nyata

Program MBG juga dijadikan ajang praktik nilai-nilai Pancasila. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, tercermin ketika siswa mendapat bagian yang sama tanpa membeda-bedakan.

Sementara itu, sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, diwujudkan dengan berbagi makanan kepada teman jika tidak sanggup menghabiskan. Bahkan, beberapa guru menekankan bahwa membuang makanan adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan rasa syukur dan nilai kemanusiaan.

Life Skill dari Rantang hingga Kebersihan

Yang menarik, ada guru yang mengajarkan life skill sederhana namun penting: mencuci rantang sebelum dikembalikan. Hal ini mengajarkan anak-anak bahwa tanggung jawab tidak berhenti setelah makan, tetapi juga menjaga kebersihan dan menghormati orang yang sudah menyiapkan makanan.

“Hal-hal kecil seperti mencuci rantang itu akan membentuk kebiasaan hidup bersih dan bertanggung jawab. Inilah keterampilan hidup yang kelak sangat dibutuhkan di masyarakat,” ujar salah seorang guru kelas.


 

Guru Tak Ikut Dapat, Tapi Tetap Bersyukur

Menariknya, meski guru tidak kebagian jatah makan, mereka justru merasa bersyukur. 

“Bagi kami, kebahagiaan terbesar adalah melihat anak-anak bisa makan sehat dan belajar dari setiap prosesnya,” ungkap seorang guru dengan senyum tulus.

MBG dan Motivasi Belajar

Selain menyehatkan, MBG ternyata berdampak pada semangat belajar siswa. Zaitunah, salah satu guru kelas, menuturkan pengalamannya.

“Ada anak yang biasanya susah sekali diajak menulis. Tapi sejak ada MBG, kami buat aturan: yang selesai menulis boleh ambil makan lebih awal. Eh, ternyata dia jadi semangat. Sekarang, begitu ada pelajaran menulis, dia langsung fokus supaya bisa cepat ikut makan,” jelasnya.

Lebih dari Program Gizi, Sebuah Pendidikan Hidup

Dengan adanya program MBG, SDN Karduluk IV menunjukkan bahwa makan bergizi bukan sekadar soal perut kenyang dan tubuh sehat. Lebih dari itu, ia telah menjelma menjadi pembelajaran karakter, pendidikan Pancasila, hingga latihan keterampilan hidup yang sangat dibutuhkan anak-anak di masa depan.

Bagi sekolah ini, MBG adalah momentum untuk mendidik siswa agar tumbuh menjadi pribadi yang sehat, beradab, dan siap hidup di masyarakat. Sebuah bukti nyata bahwa pendidikan sejati seringkali lahir dari hal-hal sederhana, seperti sepiring makan bergizi yang penuh makna.

Posting Komentar untuk " Program Makan Bergizi di SDN Karduluk IV: Lebih dari Sekadar Nutrisi, Wadah Pendidikan Karakter dan Life Skill"